ASIH ANAK PENJUAL ANGKRINGAN DENGAN IPK 3.94

October 23, 2017, oleh: superadmin

Angkringan menjadi icon kuliner kota Yogyakarta sudah sejak lama, Angkringan (berasal dari bahasa Jawa ‘ Angkring’ yang berarti alat dan tempat jualan makanan keliling yang pikulannya berbentuk melngkung ke atas) adalah sebuah gerobag dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan kota Yogyakarta. Angkringan sangat lekat dengan kesederhanaan, wong cilik (orang miskin), dan anak kos. Dibalik eksistensi angkringan yang terkenal sebagai tempat makan yang murah meriah dan merakyat, tak lantas memakmurkan penjualnya jutru kebanyakan penjual angkringan adalah orang dengan latar belakang ekonomi menengah kebawah.
Hal itu sejalan dengan Ibu Sujeti, perempuan yang berusia setengah abad ini harus menghidupi kedua anaknya seorang diri dengan berjualan angkringan setiap harinya. Penghasilan yang dia peroleh tidak lah banyak, perharinya hanya memperoleh keuntungan  30-40 ribu rupiah saja, jauh dari kata cukup.Ibu Sujeti adalah ibu dari salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Akuntansi, yaitu Nurasih.
Asih panggilan akrabnya lulus dengan predikat TERBAIK jurusan dan dengan IPK 3.94. Pendidikan baginya merupakan salah satu jalan untuk mengangkat derajat ibunya yang seorang penjual angkringan, yang masih dianggap sebagai pekerjaan kelas menengah kebawah. Pada saat ditemui ia menambahkan “dengan bisa berkuliah sebagai jalan baktinya kepada orang tua terutama ibunya yang selama ini membesarakan seorang diri”.
Meski sudah mendapatkan Beasiswa BidikMisi bukan berarti menjadikan Nurasih untuk tidak membantu ibunya, sejak 2014 ia sudah bekerja paruh waktu disalah satu perusahaan jasa penjualan tiketing biro perjalanan. Kenanti gaji tidak seberapa hal itu sudah cukup membuat dirinya bangga sudah mampu membantu ibunya.
Nurasih mengungkapkan bahwa dirinya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan beasiswa BidikMisi, Ia juga menambahkan bahwa “Pendidikan bukan untuk mereka yg mampu, tapi mereka yg mau”. Pada tahun 2012 untuk pertama kalinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membuka peluang menerima program beasiswa BidikMisi, dari tahun ketahun lulusan mahasiswa BidikMisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selalu mendapat predikat.